Beeza Fact Blog

70% UMKM Mulai Digital, Tapi Baru 30% Gunakan Sistem IT

5. BeezaFact 70 UMKM Mulai Digital Tapi Baru 30 Gunakan Sistem IT 05 11zon

Pendahuluan: 70% UMKM Mulai Digital

Digitalisasi bisnis bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Di Indonesia, sekitar 70% UMKM telah mulai beradaptasi dengan ekosistem digital, seperti berjualan online atau menggunakan media sosial untuk pemasaran. Namun, hanya 30% yang sudah menerapkan sistem IT untuk operasional bisnis mereka. Mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana solusi terbaik agar UMKM bisa memanfaatkan teknologi secara optimal? Simak ulasannya di artikel ini.

Mengapa UMKM Perlu Digitalisasi dengan Sistem IT?

Banyak pelaku UMKM menganggap bahwa memiliki toko online atau mempromosikan produk di media sosial sudah cukup untuk dianggap digital. Padahal, digitalisasi sejati mencakup integrasi sistem teknologi informasi dalam berbagai aspek operasional, bukan hanya pemasaran.

Tanpa dukungan sistem IT, UMKM masih menghadapi tantangan seperti:

  • Manajemen stok yang tidak efisien – Kesalahan input manual bisa menyebabkan kelebihan atau kekurangan stok.
  • Kesulitan pencatatan transaksi dan laporan keuangan – Tanpa sistem otomatis, pembukuan seringkali tertunda atau tidak akurat.
  • Pelayanan pelanggan yang belum optimal – Respon lambat dan data pelanggan yang tidak tersimpan dengan baik mengurangi loyalitas.
  • Keamanan data yang masih rentan – Informasi penting rawan bocor jika hanya disimpan di perangkat pribadi.

Dengan sistem IT yang terintegrasi, UMKM bisa:

  • Meningkatkan efisiensi kerja
  • Mengurangi kesalahan manusia
  • Mengambil keputusan lebih cepat dengan bantuan data real-time
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan

Kendala yang Membuat UMKM Belum Mengadopsi Sistem IT

1. Kurangnya Pemahaman Teknologi

Banyak pelaku usaha merasa bahwa sistem IT terlalu rumit. Mereka tidak tahu harus mulai dari mana, atau takut salah memilih software yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisnisnya.

2. Biaya Implementasi

Masalah biaya selalu menjadi perhatian utama. Meski beberapa solusi IT sudah lebih terjangkau, banyak UMKM yang masih menganggap investasi teknologi sebagai beban, bukan aset.

3. Ketergantungan pada Cara Tradisional

Beberapa UMKM merasa cara manual masih cukup efektif, padahal cara tersebut menyita waktu dan tidak scalable saat bisnis tumbuh.

4. Kurangnya Akses ke Solusi yang Sesuai

Tidak semua sistem IT dirancang untuk UMKM. Banyak solusi terlalu kompleks atau tidak relevan dengan kebutuhan sektor kecil dan menengah.

Solusi Digitalisasi dengan Sistem IT untuk UMKM

Agar lebih banyak UMKM bisa memanfaatkan teknologi, berikut beberapa solusi praktis yang bisa diterapkan:

1. Gunakan Software Bisnis Berbasis Cloud

Cloud computing memungkinkan pelaku UMKM menjalankan sistem bisnis dari mana saja, tanpa perlu server mahal. Biayanya juga bisa disesuaikan dengan skala usaha (pay-as-you-go).

Contoh software: Google Workspace, Zoho, Beeza ERP UMKM

2. Adopsi Aplikasi Manajemen Keuangan

Software akuntansi digital seperti Jurnal, Bee Accounting, atau Mekari memudahkan pencatatan pemasukan dan pengeluaran secara otomatis, serta menghasilkan laporan keuangan siap pakai.

3. Implementasikan Sistem POS (Point of Sale)

POS modern tidak hanya mencatat penjualan, tapi juga integrasi dengan stok, laporan harian, hingga loyalty pelanggan. Banyak vendor POS lokal menyediakan solusi khusus UMKM, seperti Moka POS atau iReap POS.

4. Edukasi dan Pendampingan

UMKM perlu dukungan dalam bentuk pelatihan dan konsultasi agar memahami manfaat sistem IT. Kolaborasi antara pemerintah, startup teknologi, dan komunitas bisnis dapat membantu mendorong percepatan adopsi digital.

5. Tingkatkan Keamanan Data

Penggunaan sistem IT harus dibarengi pemahaman soal proteksi data. Gunakan software dengan fitur backup otomatis, enkripsi, dan otorisasi pengguna.

Studi Kasus: UMKM Kuliner yang Sukses Berkat Sistem IT

“Warung Nasi Bu Rini” adalah contoh nyata UMKM yang sukses memanfaatkan sistem IT. Sebelum digitalisasi, pencatatan keuangan dilakukan di buku tulis, dan stok bahan baku sering kali tidak terpantau.

Setelah menggunakan sistem POS dan aplikasi akuntansi berbasis cloud, Bu Rini mencatat:

  • Efisiensi waktu meningkat 50%
  • Penghematan biaya pembelian bahan hingga 20%
  • Pendapatan naik 35% karena stok dan pelayanan yang lebih baik

Selain itu, pelanggan kini bisa membayar secara digital dan mendapatkan notifikasi promosi secara otomatis. Transformasi ini mendorong loyalitas pelanggan dan membuka peluang ekspansi ke cabang baru.

Strategi Mendorong Akselerasi Digital UMKM

Agar adopsi sistem IT semakin masif, berikut strategi yang bisa diterapkan oleh berbagai pihak:

Pemerintah:

  • Menyediakan subsidi atau insentif untuk digitalisasi UMKM
  • Menyelenggarakan pelatihan rutin berbasis praktik

Startup Teknologi:

  • Menawarkan paket khusus UMKM dengan harga terjangkau
  • Meningkatkan UX/UI agar software mudah digunakan

Komunitas & Asosiasi Bisnis:

  • Menjadi jembatan antara teknologi dan UMKM
  • Membuat studi kasus keberhasilan untuk inspirasi

Kesimpulan

Meskipun 70% UMKM telah memulai transformasi digital melalui media sosial atau platform marketplace, pemanfaatan sistem IT untuk operasional bisnis masih sangat rendah. Padahal, sistem IT bisa menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan daya saing UMKM di era digital.Dengan solusi yang lebih ramah pengguna, biaya yang masuk akal, serta dukungan edukasi berkelanjutan, tidak ada alasan bagi UMKM untuk tertinggal.

Saatnya UMKM naik kelas dengan sistem IT yang mendukung pertumbuhan bisnis secara maksimal!